Beberapa perangkat yang harus di sediakan diantaranya :
1. Kabel = Rp. 2.000 x 10 meter = Rp. 20.000,-
2. Kabel RJ45 = Rp. 3.000,- x 10 meter = Rp. 30.000,-
3. Kabel USB to Mini USB = Rp. 7.500,-
4. Kabel Pigtail = Rp. 80.000,-
5. Pipa Antenna 6 meter = Rp. 100.000,-
6. Antenna Omni 12 dB = Rp. 280.000,-
7. Akses Point Outdor = Rp. 560.000,-
8. Tali Kawat = Rp. 10.000,-
9. Raspberry Pi = Rp. 500.000,-
10. SD Card 4GB = Rp. 80.000,-
11. USB Module Step Down 5v + Display Input Tegangan= Rp. 43.000,-
12. Solar Controler 20A = Rp. 167.000,-
13. Solar Cell 10w, 12v = Rp. 147.000,-
14. Aki Basah 5A = Rp. 115.000,-
Total biaya yang dibutuhkan = Rp. 2.139.500
Dari beberapa perangkat tersebut, sebenarnya dapat diminimalisir kembali seningga biaya yang dikeluarkan tidak begitu besar.
Berikut hasil review setelah ujicoba di lapangan :
Solar Cell 10w, 12v memiliki dimensi 28cm x 28cm, ringan dan ukuran yang cukup kecil sehingga mudah diterapkan.
Saya mencoba mengukur arus yang dikeluarkan dari Solar Cell menggunakan USB Step Down yang sudah ada pengukur tegangan masuknya, ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar tegangan yang keluar dari Solar Cell tersebut.
Proses intalasi pengukuran tegangan yang keluar, sengaja saya gunakan kabel USB to mini USB untuk output nya dengan hasil ujicoba :
1. Tegangan Output dari Solar Cell = 21 volt (tampa beban)
2. USB Step Down dipakai untuk carger ponsel, output dari Solar Cell menjadi = 20 volt
Solar Controler ini sangat menarik, karena dapat mengontrol tegangan yang masuk dari Solar Cell dan disimpan ke Accu lalu diteruskan ke perangkat yang akan kita gunakan, Solar Control ini setelah di bongkar ternyata memiliki rangkaian yang sederhana, sepertinya jika kita membuatnya sendiri juga bisa langsung di implementasikan.
Saya langsung untuk mencoba mengimplementasikannya kedalam perangkat yang akan digunakan (Raspberry Pi) dimana alat tersebut nantinya digunakan untuk Server VoIP sebagai layanan komunikasi melalui jaringan wireless, kebayang kan jika komunikasi dalam radius satu kampung dapat dilakukan secara gratis. sebenarnya itu tujuan yang ingin di implementasikan kembali.
Sebagai ujicoba penerapannya, saya simpan Solar Cell di belakang rumah agar terkena sinar matahari secara langsung, untuk tegangan yang keluar menggunakan kabel panjang agar lebih leluasa memantau di tempat yang teduh :D
Setelah disimpan di belakang rumah Solar Cell nya kita coba ukur tegangannya terlebih dahulu dengan menggunakan USB Step Down, hasilnya 20v tegangan yang dihasilkan Solar Cell.
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, sebaiknya kita coba menggunakan Solar Controller dan ditambah Accu sebelum kita masukan ke perangkat yang kita gunakan, hasilnya tegangan stabil di 12v yang masuk ke USB Step Down, lalu masuk ke Raspberry Pi dan berjalan dengan normal (beberapa lampu indikator berjalan normal) seperti halnya kita menggunakan arus listrik biasa 5v.
Karena semakin penasaran dengan hasil sebelumnya, saya mencoba untuk menerapkannya langsung dari Solar Cell ke USB Step Down lalu dipasang ke Raspberry Pi tanpa menggunakan Solar Control, dengan hasilnya cukup memuaskan, Raspberry Pi berjalan dengan normal, dari sini saya dapat menyimpulkan, walaupun tanpa Solar Control dengan instalasi seperti inipun dapat digunakan, hanya pada keadaan tertentu (malam hari) tidak dapat digunakan.
Setelah selesai ujicoba, langsung diterapkan dengan rencana sebelumnya (sesuai gambar yang ada) hasilnya bagus juga, karena aksespoint yang digunakan adalah outdor, maka tegangan menggunakan power injector 12v, ini memungkinkan kita cukup memotong dari konektor power injectornya lalu digabungkan dengan output dari solar control sebagai arusnya, karena output yang dikeluarkan dari solar control sebesar 12v.
Semua beban di buka kembali, lalu saya coba untuk mengukur tegangan yang keluar dari Solar Cell pada pagi hari dengan hasil 8.8v pada pukul 05.47 pagi (tanpa beban ke accu)
Karena yang dihasilkan tanpa beban cukup kecil tapi belum tahu stabil atau tidaknya, maka kita coba menggunakan beban dengan memasang accu, hasilnya tegangan yang keluar menjadi 8,0v. ini membuktikan bahwa tegangan sangat dipengaruhi beban.
Dari hasil review tersebut dapat menjelaskan bahwa cukup mudah Membangun Infrastruktur VoIP Server dengan Memanfaatkan Energi Matahari dengan iaya yang tergolong murah, tapi terkadang banyak kendala yang terjadi di lapangan, maka dari itu kita harus mempelajari sendiri dari perangkat-perangkat yang kita gunakan.
Sudah dulu ya tulisannya, nanti di lanjut lagi deh ya :D
Foto akang bagus-bagus. Rajin sekali pasang watermark, saya rasa itu sangat perlu. Saya mengharap penemuan akang ini akan dimanfaatkan masyarakat luas nanti. Saya langgan tulisan ini.
ReplyDeleteTerimakasih kang atas komentarnya, semoga ini bukan sekedar menambah ilmu saja, tetapi bermanfaat bagi banyak orang. :D
Deletebenar sekali..
Deletehttps://alinfo.wordpress.com/2015/12/17/menjaga-kesehatan-di-musim-dingin-atau-hujan/
salut om, kreatifitas, tulisan yang sangat bermanfaat bagi orang banyak,
ReplyDeletebenar sekali...
Deletehttps://alinfo.wordpress.com/2015/12/17/menjaga-kesehatan-di-musim-dingin-atau-hujan/
sangat keren....
ReplyDeletebaca juga.. https://alinfo.wordpress.com/2015/12/17/menjaga-kesehatan-di-musim-dingin-atau-hujan/
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletepunten kang,kang mulyana ada tutorial atau ebook lengkapnya nggak kang, soalnya saya lagi buat penelitian tentang voip juga kang, boleh saya minta nggak kang hehe (e-mail : jamal_j46@yahoo.co.id) hatur nuhun kang mulyana abdi ti garut
ReplyDeleteKalo tutorial tentang voip, bisa di cari di blog ini, dari mulai instalasi sampai membuat user dan mencoba panggilan ke user lain sudah ada. Kalo tulisan lebih lengkapnya sedang dalam proses untuk dikirim ke penerbit. mulai dari persiapan instalasi sampai dengan perangkat yang akan digunakan untuk penerapan voip di kantor dan sekolah. termasuk voip to pstn, voip to papx, voip to gsm. ^_^
Delete