Wilayah Indonesia meliputi gugusan pulau-pulau yang membentang ribuan kilometer membentuk satu area yang demikian luas dengan sumber daya alam melimpah luar biasa. Ragam buadaya, kontur alam yang spesifik membentang dari Sabang - Merauke, Rote - Sangihe Talaut. Pemersatu bangsa Indonesia adalah BAHASA Indonesia yang berarti adalah komunikasi verbal diantara suku-suku bangsa yang memiliki ragam beda bahasa.
Sumatera, salah satu pulau terbesar di Indonesia memiliki gugusan gunung yang membentang dari Aceh hingga Lampung. Kondisi geografis tersebut membentuk lembah, ngarai, sungai, danau, goa hingga jalan yang berliku dan seolah membentuk lukisan alam yang cantik. Ragam budaya dan bahasa pun beragam di Sumatera berikut adat masing wilayah. Terdiri Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Barat dan Lampung.
Kendala utama di setiap wilayah di propinsi-propinsi tersebut adalah komunikasi antar warga, antar instansi pemerintah maupun komunikasi data di antaranya. Struktur geografis, berkontur dan adanya gunung maupun lembah, mengakibatkan kontinyuitas aliran data melalui gelombang frekuensi menjadi terhambat karena terhalang kondisi alam tersebut. Hal lain yang tidak bisa dikesampingkan adalah kelembaban suhu, cuaca turut mempengaruhi kualitas komunikasi dimaksud.
Komunikasi verbal yaitu bahasa dalam hal ini bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu menjadi tidak optimal dengan adanya kendala-kendala tersebut. Teknologi yang telah berkembang pesat hingga saat ini diharapkan mampu mengurai dan mengurangi kendala dimaksud bahkan dimungkinkan kondisi alam akhirnya menjadi pendukung teknologi komunikasi ini dalam penerapannya.
KOMUNIKASI RADIO
Komunikasi Radio adalah komunikasi antara satu titik ke titik yang lain dengan memanfaatkan ruang udara (ruang hampa) sebagai media transmisi (penghubungnya) perambatan gelombang radio (pembawa sinyal).
Komunikasi radio membutuhkan Pemancar (transmitter) untuk memancarkan sinyal gelombang radio dan Penerima (receiver) sebagai penerima radio. Jarak pemancaran sinyal radio melalui Antena Pemancar adalah sejauh pancaran sinyal transmisi dapat dipancarkan dan dapat diterima oleh pesawat penerima (subscriber) dalam hal ini adalah HT. Jika sinyal yang diterima oleh HT sebagai pesawat penerima lemah maka diperkuat oleh Repeater sebagai penguat sinyal dari Pemancar.
Pemancar dan Repeater adalah berupa antena berikut perangkat pembangkit sinyal. Fungsi utama Pemancar adalah sebagai pembangkit sinyal kemudian memancarkannya dengan besaran tertentu kemudian sinyal-sinyal tersebut diterima oleh pesawat Penerima sesuai dengan besaran-besaran ukuran yang telah ditetapkan. Repeater berfungsi sebagai penguat sinyal dari antena Pemancar kemudian dipancarkan kembali sehingga sinyal tersebut dapat diterima oleh HT sebagai pesawat penerima.
Penguatan sinyal tersebut karena sinyal yang lemah untuk dapat diterima oleh pesawat penerima (HT) karena adanya halangan berupa gunung, ngarai, lembah bahkan cuaca. Prinsip dari stasiun penguat sinyal adalah menerima sinyal dari Pemancar kemudian dipancarkan kembali dengan pengolahan sinyal berupa perbaikan sinyal, penguatan sinyal dan pemancaran kembali sinyal tersebut. Sedangkan stasiun Pemancar adalah sebagai stasiun pembangkit sinyal kemudian memancarkannya. Kedua prinsip tersebut yang kemudian ada di setiap stasiun Pemancar (Transmitter) maupun Penguat (Repeater) sehingga selain satu stasiun Penguat berfungsi sebagai Penerima (Receiver) kemudian diproses ulang sinyal tersebut kemudian dipancarkan dengan penguatan-penguatan sinyal dan dipancarkan ulang (received to reprocess and retransmit)
RoIP - Radio over Internet Protocol
Sistem komunikasi menggunakan ROIP dapat diterapkan di suatu wilayah yang memiliki jangkauan bebas, LoS (line of sight), yang terbatas karena dibatasi atau terhalang oleh gunung, lembah dan perbukitan. Setiap Propinsi, terdiri dari beberapa Kotamadya, Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan, Desa, RW dan RT serta Dusun.
Penjelasan sederhana adalah RoIP adalah sistem komunikasi radio yang memanfaatkan teknologi internet sebagai repeaternya. Jika komunikasi radio konvensional, komunikasi antar pesawat penerima (HT) dipancarkan melalui antena pesawat HT ke pesawat HT yang lain, kemudian jika jaraknya terlalu jauh dari jangkauan pesawat HT maka akan diperkuat oleh antena pengulang atau Repeater. Antena repeater ini akan menerima sinyal dari pesawat HT kemudian diperkuat lagi untuk dipancarkan ulang sehingga dapat diterima oleh pesawat HT yang jaraknya lebih jauh.
RoIP memanfaatkan jalur komunikasi via internet sebagai penguat sinyalnya sehingga komunikasi radio konvensional ini dapat melakukan komunikasi radio antar pesawat HT di tempat yang lebih jauh. Biaya operasional dari sisi pengadaan dan pengoperasiannya menjadi lebih murah dan perawatan menjadi lebih sederhana. Jangkauan komunikasi lebih jauh dan lebih masif.
Dengan kondisi geografis di Pulau Sumatra yang merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia dapat menerapkan sistem RoIP (Radio Over Internet Protocol) dimana kondisi seperti lembah, ngarai, sungai, danau, goa hingga jalan yang berliku menjadi salah satu keunggulan dalam penerapan sistem komunikasi radio melalui gelombang udara yang di transmisikan kembali melalui jalur internet hal ini dapat memungkinkan komunikasi yang tidak dapat dilakukan melalui jalur radio tetapi dapat di lengkapi dengan komunikasi jalur internet begitu juga sebaliknya dan juga batasan jangkauan komunikasi radio akan lebih diperluas melalui jaringan internet sehingga komunikasi antar intansi yang tergolong jaraknya tidak memungkinkan untuk komunikasi melalui komunikasi radio akan terhubung dengan komunikasi melalui jaringan internet.
Berikut alur konsep penerapan Radio Over Internet Protocol (RoIP):
Jika diterapkan dengan blok yang lebih sederhana maka fungsi RoIP akan terlihat lebih mudah penerapakannya dimana alur komunikasi dengan jangkauan radio komunikasi akan diperpanjang dan diperluas jangkauannya melalui jaringan internet, dengan satu sumber informasi dapat terdistribusi secara cepat ke instansi, berikut blok alur sederhana RoIP:
Semakin banyak pengembangan RoIP maka semakin luas penyebaran informasi melalui komunikasi hal ini dimungkinkan pemanfaatan RoIP untuk multi fungsi selain komunikasi melalui gelombang radio dapat juga melalui jaringan kabel dan wireless begitu juga penggunaan perangkat yang lebih universal, berikut gambarannya:
Beberapa gambar diatas adalah skema dasari sistem komunikasi radio menggunakan jalur internet yang terstruktur dalam penggunaan sistem RoIP, terdapat tiga hal utama yang harus diperhatikan:
1. Radio Frequency Repeater : Stasiun Relay ( Tx/Rx : Rx/Tx )
2. Gateway Connection : Internet & Wi-Fi
3. RoIP Gateway : Analog|Digital Frequency Converter & RoIP Server
Sedangkan untuk perangkat pendukung dalam sistem RoIP tersebut seperti:
a. Tower/ Menara
b. Antena Radio Frequency & Wi-Fi
c. Power Adaptor/Penguat Daya
d. Internet Connection
e. Analog to Digital Frequency Converter
f. Server RoIP Gateway
g. Handy Talki (HT)
Alur Komunikasi RoIP
Radio Over Internet Protocol atau dikenal sebagai RoIP adalah komunikasi suara antara satu titik ke titik yang lain melalui jaringan internet. Fungsi utama dari Internet Protocol adalah sebagai Relay Carrier dari titik RoIP Gateway - Pusat Komunikasi Radio, ke titik RoIP Gateway lainnya. Jika secara konvensional, jangkauan gelombang pancar (transmitter) akan diperkuat melalui antena Repeater sekaligus dipancarkan ulang dan diterima oleh subscriber atau HT. Kelemahan sistem konvensional adalah sinyal yang diterima sudah berkurang kualitasnya karena jangkauan dari titik awal pemancaran ke titik berikutnya, hasilnya bahkan sinyal tidak dapat diterima.
Internet Protocol berfungsi sebagai Repeater dari RoIP Gateway ke titik RoIP Gateway lain kemudian baru ditransmisikan antena Relay dan dipancarkan untuk kemudian diterima oleh pesawat HT. Jadi, dengan kata lain, komunikasi radio RoIP ini menggunakan Repeater Ganda yaitu
1. RoIP Gateway - Internet
2. Repeater Antenna - HT (subscriber)
Keunggulan utama RoIP adalah kontinyuitas transmisi yang didukung oleh sinyal internet kemudian ditransmisikan kembali melalui antena Repeater ke Subscriber - HT. Kualitas suara lebih baik karena transmisi data berupa suara diterima lebih dekat ke penerima yaitu HT. Jangkauannya pun lebih terbatas untuk tiap antena transmitter - Repeater sehingga lebih terjaga koneksinya daripada menggunakan komunikasi radio konvensional yang jangkauan frekuensinya banyak terdistorsi.
Setiap Repeater akan bekerja dengan maksimal karena beban transmisi hanya fokus di penerima atau HT sedangkan untuk transmisi ke titik yang lebih jauh sudah diambil alih oleh RoIP Gateway yang akan terhubung ke titik RoIP Gateway melalui jalur internet. Hal ini sebenarnya mengoptimalkan kemampuan dan ketersediaan komunikasi jaringan melalui internet yang saat ini sudah sangat baik sekaligus memanfaatkan komunikasi radio yang lebih murah dan efisien untuk komunikasi secara singkat misalnya untuk komunikasi darurat dan atau untuk komunikasi penting misalnya komunikasi Komando.
Keberhasilan atau tingkat kesuksesan penerapan RoIP tergantung dari hasil uji coba di wilayah yang akan mengimplementasikan sistem komunikasi RoIP ini. Keberhasilan di wilayah lain akan berbeda dengan wilayah lainnya karena tergantung dari lokasi yang terhubung antara lain adalah kualitas jaringan internet, kondisi area jangkuan secara radio, dan antena pemancar serta daya listrik.
RoIP memanfaatkan dua sistem komunikasi dalam satu sistem yaitu komunikasi data internet dan komunikasi radio. Sistem komunikasi tersebut keduanya saat ini sudah memiliki keandalan masing-masing dan penerapan di daerah terpencil sangatlah memungkinkan. Sistem komunikasi data melalui jaringan internet didukung oleh jaringan provider yang sudah hampir merata dan didukung oleh transmisi dari satelit. Komunikasi radio dapat menjangkau wilayah-wilayah yang terhalang dengan perangkat yang praktis dan ekonomis.
Kendala-kendala di masing-masing sistem komunikasi dapat diminimalisir dan ditutupi oleh masing-masing keunggulan di sistem komunikasi tersebut. Keuntungan lainnya adlaah selain biaya operasional lebih rendah, adalah dimungkinkannya penyebaran informasi yang lebih cepat dan masif terkait perkembangan geografis, sosiologis terhadap keadaan suatu wilayah administrasi.
KESIMPULAN
Radio Over Internet Protocol saat ini dalam tahap pengembangan yang diimplementasikan dan diterapakan di wilayah-wilayah yang mebutuhkan komunikasi secara luas, cepat, murah dan efisien. Tingkat keberhasilan dari pengembangan tersebut tergantung seberapa maksimal dan optimal dalam penerapan di lapangan (implemetasinya) serta infrastruktur komunikasi di suatu daerah atau wilayah administratif. Oleh karena itu, penerapannya menyesuaikan dengan kebutuhan di wilayah yang dimaksud.
Pengembangan dan penerapannya memerlukan dukungan yang terpadu dari setiap pengambil kebijakan yang terintegrasi dengan sistem administrasi termasuk kerjasama beberapa pihak dalam penerapan sistem komuikasi RoIP. Membutuhkan waktu dan komitmen suatu daerah yang akan menerapkannya dan sisi positifnya adalah bahwa makna persatuan dan kesatuan wilayah dapat diperkuat dengan adanya penerapan teknologi RoIP ini secara tepat guna dan berhasil. Diharapkan bahwa hal ini memacu kecepatan komunikasi dan informasi sehingga pengambilan keputusan dapat diambil secara cepat dan tepat serta ditindak lanjuti dengan lebih maksimal.
Sistem Komunikasi RoIP tidak hanya bermanfaat untuk kondisi darurat bencana namun juga dalam kondisi normal sehingga kegiatan ekonomi, sosial, politik suatu wilayah dapat terpantau secara signifikan dan terstruktur. Tentunya hal ini membutuhkan dukungan penuh dan menyeluruh dari semua pihak terkait dan kerja sama yang terorganisir dan terstruktur.
PUSTAKA
1. blog.wajahsunda.com - ROIP
2. open-electronic.com - ROIP
3. vocality - RoIP
4. Teknik Telokomunikasi Dasar, Kuliah 9 - Komunikasi Radio, Indah Susilawati, Universitas Mercu Buana, Yogyakarta, 2009.
Sumatera, salah satu pulau terbesar di Indonesia memiliki gugusan gunung yang membentang dari Aceh hingga Lampung. Kondisi geografis tersebut membentuk lembah, ngarai, sungai, danau, goa hingga jalan yang berliku dan seolah membentuk lukisan alam yang cantik. Ragam budaya dan bahasa pun beragam di Sumatera berikut adat masing wilayah. Terdiri Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Barat dan Lampung.
Kendala utama di setiap wilayah di propinsi-propinsi tersebut adalah komunikasi antar warga, antar instansi pemerintah maupun komunikasi data di antaranya. Struktur geografis, berkontur dan adanya gunung maupun lembah, mengakibatkan kontinyuitas aliran data melalui gelombang frekuensi menjadi terhambat karena terhalang kondisi alam tersebut. Hal lain yang tidak bisa dikesampingkan adalah kelembaban suhu, cuaca turut mempengaruhi kualitas komunikasi dimaksud.
Komunikasi verbal yaitu bahasa dalam hal ini bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu menjadi tidak optimal dengan adanya kendala-kendala tersebut. Teknologi yang telah berkembang pesat hingga saat ini diharapkan mampu mengurai dan mengurangi kendala dimaksud bahkan dimungkinkan kondisi alam akhirnya menjadi pendukung teknologi komunikasi ini dalam penerapannya.
KOMUNIKASI RADIO
Komunikasi Radio adalah komunikasi antara satu titik ke titik yang lain dengan memanfaatkan ruang udara (ruang hampa) sebagai media transmisi (penghubungnya) perambatan gelombang radio (pembawa sinyal).
Komunikasi radio membutuhkan Pemancar (transmitter) untuk memancarkan sinyal gelombang radio dan Penerima (receiver) sebagai penerima radio. Jarak pemancaran sinyal radio melalui Antena Pemancar adalah sejauh pancaran sinyal transmisi dapat dipancarkan dan dapat diterima oleh pesawat penerima (subscriber) dalam hal ini adalah HT. Jika sinyal yang diterima oleh HT sebagai pesawat penerima lemah maka diperkuat oleh Repeater sebagai penguat sinyal dari Pemancar.
Pemancar dan Repeater adalah berupa antena berikut perangkat pembangkit sinyal. Fungsi utama Pemancar adalah sebagai pembangkit sinyal kemudian memancarkannya dengan besaran tertentu kemudian sinyal-sinyal tersebut diterima oleh pesawat Penerima sesuai dengan besaran-besaran ukuran yang telah ditetapkan. Repeater berfungsi sebagai penguat sinyal dari antena Pemancar kemudian dipancarkan kembali sehingga sinyal tersebut dapat diterima oleh HT sebagai pesawat penerima.
Penguatan sinyal tersebut karena sinyal yang lemah untuk dapat diterima oleh pesawat penerima (HT) karena adanya halangan berupa gunung, ngarai, lembah bahkan cuaca. Prinsip dari stasiun penguat sinyal adalah menerima sinyal dari Pemancar kemudian dipancarkan kembali dengan pengolahan sinyal berupa perbaikan sinyal, penguatan sinyal dan pemancaran kembali sinyal tersebut. Sedangkan stasiun Pemancar adalah sebagai stasiun pembangkit sinyal kemudian memancarkannya. Kedua prinsip tersebut yang kemudian ada di setiap stasiun Pemancar (Transmitter) maupun Penguat (Repeater) sehingga selain satu stasiun Penguat berfungsi sebagai Penerima (Receiver) kemudian diproses ulang sinyal tersebut kemudian dipancarkan dengan penguatan-penguatan sinyal dan dipancarkan ulang (received to reprocess and retransmit)
RoIP - Radio over Internet Protocol
Sistem komunikasi menggunakan ROIP dapat diterapkan di suatu wilayah yang memiliki jangkauan bebas, LoS (line of sight), yang terbatas karena dibatasi atau terhalang oleh gunung, lembah dan perbukitan. Setiap Propinsi, terdiri dari beberapa Kotamadya, Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan, Desa, RW dan RT serta Dusun.
Penjelasan sederhana adalah RoIP adalah sistem komunikasi radio yang memanfaatkan teknologi internet sebagai repeaternya. Jika komunikasi radio konvensional, komunikasi antar pesawat penerima (HT) dipancarkan melalui antena pesawat HT ke pesawat HT yang lain, kemudian jika jaraknya terlalu jauh dari jangkauan pesawat HT maka akan diperkuat oleh antena pengulang atau Repeater. Antena repeater ini akan menerima sinyal dari pesawat HT kemudian diperkuat lagi untuk dipancarkan ulang sehingga dapat diterima oleh pesawat HT yang jaraknya lebih jauh.
RoIP memanfaatkan jalur komunikasi via internet sebagai penguat sinyalnya sehingga komunikasi radio konvensional ini dapat melakukan komunikasi radio antar pesawat HT di tempat yang lebih jauh. Biaya operasional dari sisi pengadaan dan pengoperasiannya menjadi lebih murah dan perawatan menjadi lebih sederhana. Jangkauan komunikasi lebih jauh dan lebih masif.
Dengan kondisi geografis di Pulau Sumatra yang merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia dapat menerapkan sistem RoIP (Radio Over Internet Protocol) dimana kondisi seperti lembah, ngarai, sungai, danau, goa hingga jalan yang berliku menjadi salah satu keunggulan dalam penerapan sistem komunikasi radio melalui gelombang udara yang di transmisikan kembali melalui jalur internet hal ini dapat memungkinkan komunikasi yang tidak dapat dilakukan melalui jalur radio tetapi dapat di lengkapi dengan komunikasi jalur internet begitu juga sebaliknya dan juga batasan jangkauan komunikasi radio akan lebih diperluas melalui jaringan internet sehingga komunikasi antar intansi yang tergolong jaraknya tidak memungkinkan untuk komunikasi melalui komunikasi radio akan terhubung dengan komunikasi melalui jaringan internet.
Berikut alur konsep penerapan Radio Over Internet Protocol (RoIP):
(Gambar 1 – Alur Komunikasi RoIP)
Jika diterapkan dengan blok yang lebih sederhana maka fungsi RoIP akan terlihat lebih mudah penerapakannya dimana alur komunikasi dengan jangkauan radio komunikasi akan diperpanjang dan diperluas jangkauannya melalui jaringan internet, dengan satu sumber informasi dapat terdistribusi secara cepat ke instansi, berikut blok alur sederhana RoIP:
(Gambar 2 – Blok Alur Sederhana RoIP)
Semakin banyak pengembangan RoIP maka semakin luas penyebaran informasi melalui komunikasi hal ini dimungkinkan pemanfaatan RoIP untuk multi fungsi selain komunikasi melalui gelombang radio dapat juga melalui jaringan kabel dan wireless begitu juga penggunaan perangkat yang lebih universal, berikut gambarannya:
(Gambar 3 – Penggunaan perangkat universal)
Beberapa gambar diatas adalah skema dasari sistem komunikasi radio menggunakan jalur internet yang terstruktur dalam penggunaan sistem RoIP, terdapat tiga hal utama yang harus diperhatikan:
1. Radio Frequency Repeater : Stasiun Relay ( Tx/Rx : Rx/Tx )
2. Gateway Connection : Internet & Wi-Fi
3. RoIP Gateway : Analog|Digital Frequency Converter & RoIP Server
Sedangkan untuk perangkat pendukung dalam sistem RoIP tersebut seperti:
a. Tower/ Menara
b. Antena Radio Frequency & Wi-Fi
c. Power Adaptor/Penguat Daya
d. Internet Connection
e. Analog to Digital Frequency Converter
f. Server RoIP Gateway
g. Handy Talki (HT)
Alur Komunikasi RoIP
Radio Over Internet Protocol atau dikenal sebagai RoIP adalah komunikasi suara antara satu titik ke titik yang lain melalui jaringan internet. Fungsi utama dari Internet Protocol adalah sebagai Relay Carrier dari titik RoIP Gateway - Pusat Komunikasi Radio, ke titik RoIP Gateway lainnya. Jika secara konvensional, jangkauan gelombang pancar (transmitter) akan diperkuat melalui antena Repeater sekaligus dipancarkan ulang dan diterima oleh subscriber atau HT. Kelemahan sistem konvensional adalah sinyal yang diterima sudah berkurang kualitasnya karena jangkauan dari titik awal pemancaran ke titik berikutnya, hasilnya bahkan sinyal tidak dapat diterima.
Internet Protocol berfungsi sebagai Repeater dari RoIP Gateway ke titik RoIP Gateway lain kemudian baru ditransmisikan antena Relay dan dipancarkan untuk kemudian diterima oleh pesawat HT. Jadi, dengan kata lain, komunikasi radio RoIP ini menggunakan Repeater Ganda yaitu
1. RoIP Gateway - Internet
2. Repeater Antenna - HT (subscriber)
Keunggulan utama RoIP adalah kontinyuitas transmisi yang didukung oleh sinyal internet kemudian ditransmisikan kembali melalui antena Repeater ke Subscriber - HT. Kualitas suara lebih baik karena transmisi data berupa suara diterima lebih dekat ke penerima yaitu HT. Jangkauannya pun lebih terbatas untuk tiap antena transmitter - Repeater sehingga lebih terjaga koneksinya daripada menggunakan komunikasi radio konvensional yang jangkauan frekuensinya banyak terdistorsi.
Setiap Repeater akan bekerja dengan maksimal karena beban transmisi hanya fokus di penerima atau HT sedangkan untuk transmisi ke titik yang lebih jauh sudah diambil alih oleh RoIP Gateway yang akan terhubung ke titik RoIP Gateway melalui jalur internet. Hal ini sebenarnya mengoptimalkan kemampuan dan ketersediaan komunikasi jaringan melalui internet yang saat ini sudah sangat baik sekaligus memanfaatkan komunikasi radio yang lebih murah dan efisien untuk komunikasi secara singkat misalnya untuk komunikasi darurat dan atau untuk komunikasi penting misalnya komunikasi Komando.
Keberhasilan atau tingkat kesuksesan penerapan RoIP tergantung dari hasil uji coba di wilayah yang akan mengimplementasikan sistem komunikasi RoIP ini. Keberhasilan di wilayah lain akan berbeda dengan wilayah lainnya karena tergantung dari lokasi yang terhubung antara lain adalah kualitas jaringan internet, kondisi area jangkuan secara radio, dan antena pemancar serta daya listrik.
RoIP memanfaatkan dua sistem komunikasi dalam satu sistem yaitu komunikasi data internet dan komunikasi radio. Sistem komunikasi tersebut keduanya saat ini sudah memiliki keandalan masing-masing dan penerapan di daerah terpencil sangatlah memungkinkan. Sistem komunikasi data melalui jaringan internet didukung oleh jaringan provider yang sudah hampir merata dan didukung oleh transmisi dari satelit. Komunikasi radio dapat menjangkau wilayah-wilayah yang terhalang dengan perangkat yang praktis dan ekonomis.
Kendala-kendala di masing-masing sistem komunikasi dapat diminimalisir dan ditutupi oleh masing-masing keunggulan di sistem komunikasi tersebut. Keuntungan lainnya adlaah selain biaya operasional lebih rendah, adalah dimungkinkannya penyebaran informasi yang lebih cepat dan masif terkait perkembangan geografis, sosiologis terhadap keadaan suatu wilayah administrasi.
KESIMPULAN
Radio Over Internet Protocol saat ini dalam tahap pengembangan yang diimplementasikan dan diterapakan di wilayah-wilayah yang mebutuhkan komunikasi secara luas, cepat, murah dan efisien. Tingkat keberhasilan dari pengembangan tersebut tergantung seberapa maksimal dan optimal dalam penerapan di lapangan (implemetasinya) serta infrastruktur komunikasi di suatu daerah atau wilayah administratif. Oleh karena itu, penerapannya menyesuaikan dengan kebutuhan di wilayah yang dimaksud.
Pengembangan dan penerapannya memerlukan dukungan yang terpadu dari setiap pengambil kebijakan yang terintegrasi dengan sistem administrasi termasuk kerjasama beberapa pihak dalam penerapan sistem komuikasi RoIP. Membutuhkan waktu dan komitmen suatu daerah yang akan menerapkannya dan sisi positifnya adalah bahwa makna persatuan dan kesatuan wilayah dapat diperkuat dengan adanya penerapan teknologi RoIP ini secara tepat guna dan berhasil. Diharapkan bahwa hal ini memacu kecepatan komunikasi dan informasi sehingga pengambilan keputusan dapat diambil secara cepat dan tepat serta ditindak lanjuti dengan lebih maksimal.
Sistem Komunikasi RoIP tidak hanya bermanfaat untuk kondisi darurat bencana namun juga dalam kondisi normal sehingga kegiatan ekonomi, sosial, politik suatu wilayah dapat terpantau secara signifikan dan terstruktur. Tentunya hal ini membutuhkan dukungan penuh dan menyeluruh dari semua pihak terkait dan kerja sama yang terorganisir dan terstruktur.
PUSTAKA
1. blog.wajahsunda.com - ROIP
2. open-electronic.com - ROIP
3. vocality - RoIP
4. Teknik Telokomunikasi Dasar, Kuliah 9 - Komunikasi Radio, Indah Susilawati, Universitas Mercu Buana, Yogyakarta, 2009.
0 comments:
Post a Comment